Musim panas memang musim yang panas di Jepang. Tak tertahankan begitu panasnya hingga beberapa kali butiran keringat yang membasahi kening diusap oleh selembar saputangan milik pemuda berambut ungu ini. Meski begitu dari segala musim, musim panas adalah yang paling disukainya. Ah tapi itu dulu, saat ia masih bisa bebas pergi keluar untuk menikmati sinar mentari di pantai bersama teman-temannya. Sekarang sudah hidup di asrama harus mengikuti peraturan yang ada. Tak bisa sembarang keluar. Tak bisa sembarang menghirup udara di luar asrama. Seperti terkurung?
Memang sih rasanya seperti itu, tapi setidaknya ada yang menggantikan rasa jenuhnya. Baru-baru ini bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya terpaut. Bayang-bayang si pemuda yang memiliki rambut pirang keemasan itu tak bisa lepas dari lamunan malamnya sebelum menutup mata, bahkan dalam dunia mimpi pun masih terlihat jelas dan dapat merasakan lembutnya kulit putih bak boneka porselen itu. Mimpi indah yang selalu ia rindukan sebab hanya terjadi sekali ketika ia baru saja bertemu dan terus menerus memikirkannya...
"...fuh..." Sambil berjalan dengan kedua tangan mengepal disimpan dalam saku celana seragamnya, Debora menghela napas panjang menggantikan rasa jenuhnya setelah mengikuti aktifitas di kelas. "...dia... sedang apa ya sekarang...?" Oh oke, lagi-lagi masih memikirkan "putri" dalam mimpinya itu. Kalau dipikir ke belakang, dulu ia bertemu dengan si pirang itu secara tidak sengaja, saat ia masih belum lama masuk ke sekolah khusus lelaki ini. Dan kalau bisa diulang akan terasa menyenangkan mungkin. Barangkali "kebetulan" itu akan kembali terjadi...
...Ya, akan kembali terjadi seperti sekarang ini...
Sesosok rambut pirang. Sudah pasti seorang pemuda kan ya? Dan sosok itu tengah merebah di atas rerumputan. Kali ini sedang apa? Apakah seperti saat itu, dimana orang itu sedang membaca buku yang sama-sama disukai?
Tanpa penuh keraguan, Debora langsung menghampiri dengan langkah kaki seribu. Tak peduli sedang apa yang dilakukan orang itu, yang pasti tubuh "mungil" itu ingin langsung diterjang dan didekapnya erat-erat.
"Mu-ra-ka-taaaa~~!" Seruan yang penuh hingar bingar. Posisinya sekarang terbalik dengan posisi seseorang yang dipanggilnya dengan penuh semangat barusan. "Lama tak bertemu ya~!" Senyum cemerlang menghias di wajahnya yang berseri-seri dan sedikit ada merah merona di pipinya.
"Kau sedang apa di sini?"